Adakah Jalan Pintas Menuju Financial Freedom?
02 November 2021
Banyak orang tergiur untuk menghasilkan pendapatan yang besar dalam waktu yang cepat. Apalagi sekarang ini marak terdengar orang-orang yang tertipu investasi bodong. Biasanya investasi bodong dimulai dengan tawaran akan imbalan yang besar, dan di iming-imingi mimpi cepat kaya. Tapi sayang, banyak yang harus menerima rugi dan bangkrut. Ini hal biasa yang sering terjadi di dunia nyata, dan alasan kenapa orang bisa tertipu oleh hal ini karena mereka berusaha mencari jalan pintas menjadi kaya.

Apakah dengan menghasilkan pendapatan yang besar itu cukup untuk mencapai semua tujuan keuangan kita?

Kita ambil contoh dari pengalaman atlet internasional yang memiliki pendapatan besar. Di Indonesia, profesi atlet mungkin memang dianggap kurang menjanjikan. Apalagi setelah ada banyak kisah tragis para atlet selepas pensiun. Tapi di negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat, profesi atlet bisa menghasilkan uang dalam jumlah yang besar. Karena itu tak heran kalau para atlet itu termasuk dalam orang-orang berpenghasilan terbesar di dunia. Tapi sayang, setelah pensiun para atlet banyak yang jatuh miskin.

...Majalah Time pernah menulis tentang 10 atlet “Ultra-Rich” yang kemudian harus merasakan kesusahan secara finansial, dan banyak jadi bangkrut. Petinju legendaris Evander Holyfield pernah mendapat 350 juta Poundsterling dari industry tinju profesional. Namun, uang dari karier 28 tahunnya itu habis, dan dinyatakan bangkrut pada 2012. Di situasi keputusasaannya, Ia menjual jubah yang dipakai sewaktu Mike Tyson menggigit kupingnya. Dia juga menjual mobil Corvette 1962 kesayangannya. "Sekarang adalah hari-hari yang berat," kata Holyfield. "Berurusan dengan tanggungan untuk istri dan anak. Sama sekali tak ada kejayaan di sini. Aku tak punya yang untuk membayar pengacara, dan harus sendirian bertarung di pengadilan." rival terbesarnya, Mike Tyson juga mengalami nasib yang sama. Sepanjang kariernya, Ia mendapat lebih dari 400 juta dolar. Namun, Tyson menyatakan diri bangkrut pada 2003.

...Tidak hanya dari dunia tinju, NBA Player Association yang kemudian dikutip oleh Sports Illustrated, mengeluarkan data mengejutkan. Dikatakan kurang lebih 60 persen atlet NBA bangkrut setelah 5 tahun pensiun. Begitu pula yang menimpa para atlet NFL, alias atlet football Amerika Serikat. Diperkirakan 78 persen atlet NFL bangkrut setelah 2 tahun pensiun. Majalah Time juga merilis nama 10 atlet terkenal yang bangkrut. Mulai dari Diego Maradona. Legenda sepak bola dunia, tapi harus hidup sederhana ketika didapat memiliki hutang pajak yang menunggak sekitar 53 juta USD.

Sekarang pertanyaannya, apa yang membuat orang-orang yang berpenghasilan besar ini malah bangkrut?

Pertama, kurangnya pemahaman akan mengelola keuangan yang baik. Memiliki habit yang cenderung boros dan tak masuk akal dalam mengatur pengeluaran. Sebagai contoh petinju legendaris Mike Tyson menghamburkan uang untuk perhiasan, mobil mahal, bahkan sempat membeli harimau Siberia.

Baca juga: Jatuh Cinta Karena Terbiasa

...Pemain NBA Allen Iverson menghabiskan uang untuk baju desainer, Ia dikenal enggan mengenakan baju dan setelan yang sama dua kali. Alasan lain adalah perceraian dan urusan keluarga. Banyak atlet harus membayar tunjangan istri dan anak setelah cerai, dalam jumlah besar. Sebagai contoh, pebasket Allen Iverson bangkrut setelah membayar harta gono gini setelah cerai dari istrinya. Sanking miskinnya, bahkan Allen Iverson tidak bisa membeli cheeseburger, padahal dulu dia memiliki penghasilan 200 Miliar USD, bayangkan.

Selain dari buruknya pengelolaan uang, kasus yang sering terjadi adalah salah investasi. Banyak atlet ketika punya banyak uang, menghamburkan dollar untuk investasi tak jelas. Mulai dengan membuka perusahaan tanpa perencanaan yang baik, hingga berakhir bodong. Ini juga ada hubungannya dengan buruknya pengetahuan para atlet kaya ini akan literasi investasi. Buruknya manajemen keuangan dan habit yang boros itu ditambah parah dengan tidak adanya rencana setelah pensiun.  Atlet yang dulu kaya, setelah pensiun biasanya masih berusaha menjaga gaya hidup mewah. Akibatnya, uang terkuras dengan cepat. Bahkan, banyak dari mereka tak tahu harus melakukan apa untuk mencari uang atau mempertahankan aset yang ada. Beberapa atlet yang berhasil mencoba karir baru seperti pembawa acara, komentator atau pelatih. Tapi ketika itu diikuti dengan gaya hidup mewah, pendapatan mereka yang sekarang jelas tak bisa mengimbangi. Padahal atlet kaya itu sudah seharusnya memikirkan keuangan sejak dini. Apalagi rentang karir atlet termasuk pendek. Belum lagi ditambah dengan resiko cedera yang tidak bisa ditebak. Mereka memerlukan bantuan para penasehat keuangan yang kompeten. Dan perlu ditumbuhkan kehati-hatian dalam mengelola keuangan.

Jadi apakah mempunyai penghasilan yang besar menjadi garansi untuk sukses secara finansial?

Jawabannya tidak. Kenyataannya banyak orang yang “kaya mendadak” tidak bertahan lama dalam kekayaannya. Di Amerika Serikat banyak cerita tentang orang yang menang dari lottery ticket dengan hadiah puluhan miliar, tapi uangnya habis dalam hitungan bulan. Untuk menjaga aset kita tetap bertumbuh, perlu didukung dengan spending-habit yang baik. Habit atau kebiasaan, adalah kunci dan hal yang perlu kita pupuk sedini mungkin. Sangat penting untuk membiasakan diri kita disiplin dalam mengelola keuangan.

Perlu kita pahami, untuk mencapai tujuan keuangan, menambah penghasilan tambahan tetap signifikan, tapi itu menjadi sia-sia tanpa mindset yang benar dalam mengatur keuangan. Sama seperti menjaga kesehatan kita, dibutuhkan kebiasaan yang bagus untuk menjaga diri tetap fit. Tidur cukup, minum air putih, asupan nutrisi yang memadai, dan olahraga rutin. Tidak jauh berbeda dengan mencapai tujuan keuangan kita. Tidak ada jalan pintas, semua membutuhkan proses dan kedisiplinan untuk mencapai kesuksesan.

Buka rekening saham SPOT secara online disini.

Artikel lainnya:

Rahasia Dibalik Secangkir Kopi Nikmat

Digital Media: On Demand

Opium Kebebasan

Beli Rumah Untuk Investasi? Think Again

Written by Zedekiah Joe
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220