Scorecard Anti Bodong? 
31 January 2022
Binomo.

Investasi Bodong. 

Investasi roboforex trading.

Tulisan ini bukan soal pembahasan detail hal-hal di atas. Karena toh sudah banyak dibahas dengan baik. Saya hanya mencoba mencari jalan, bagaimana cara untuk bisa memfilter diri dari produk-produk aneh di atas. 

Topik-topik di atas memang sedang heboh belakangan ini. Kehebohan yang terdengar dengan nada sedih, prihatin, bahkan mengecam dan marah. Karena kerugian yang ditimbulkan seringkali sangat merusak dan sebagian pemilik uang merasa kepercayaannya telah dikhianati. 

Waktu saya tanya ke teman-teman, apa sih Binomo itu? Dan kenapa heboh? Ternyata ini sebuah bentuk Binary Option. Sistemnya seperti tebak-tebakan. 

Payout-nya sejumlah uang tunai atau nol, tergantung dari proposisi yes or no. Dan yes or no ini tergantung ke harga aset tertentu yang akan berakhir di atas atau di bawah level tertentu. Mirip-mirip tebakan judi genap-ganjil waktu main umbul zaman sekolah dulu. 

Tentu ini bukan suatu bentuk investasi, karena tidak ada seorang pun yang sanggup menebak harga aset di periode tertentu

...
Mungkin scorecard dari Adam Grant, thought leader dan profesor perilaku organisasi dari Wharton School of the University of Pennsylvania, dapat membantu membedakan mana yang masuk kategori investasi dan mana yang masuk kategori spekulasi alias hmmmm…. judi.

The Rethinking Scorecard

...
Sebenarnya the Rethinking Scorecard Adam Grant ini bukan didesain untuk urusan investasi. Melainkan untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.  

Kalau proses pengambilan keputusannya dangkal (shallow) tapi hasilnya positif, maka ini semata-mata sebuah keberuntungan. Ketika prosesnya dangkal dan hasilnya negatif, maka ini adalah sebuah bentuk kegagalan. 

Di kuadran yang lain, waktu proses pengambilan keputusannya dalam (deep) dan hasilnya positif, ini adalah sebuah peningkatan. Naik ke kelas yang lebih tinggi atau lebih baik. 

Kalau prosesnya dalam dan hasilnya negatif, ini adalah sebuah bentuk eksperimen yang cerdas alias pembelajaran. 

Dalam pemikiran saya, scorecard ini juga bisa dipakai untuk memilah-milah investasi dan spekulasi/judi.

Kalau proses pemikiran dangkal atau bahkan nol seperti dalam kasus binary option dan roboforex, maka kalau hasilnya positif, bisa dikategorikan sebagai keberuntungan semata. Kalau negatif, harus diterima sebagai bentuk kegagalan. 

Kalau pemikiran dan proses pengambilan keputusannya dalam, ada dua kemungkinan outcome. Yang pertama, kita menang dan menjadi lebih baik. Kalau rugi sekalipun, kita tidak sedang kalah. Kita sedang belajar. 

Either we win, or we learn. Hampir tidak ada downside. Kalau proses pengambilan keputusannya dalam.

Ada dua pertanyaan yang secara natural timbul sebagai lanjutan dari penggunaan The Rethinking Scorecard dalam berinvestasi ini.

Pertanyaan pertama adalah seputar investasi Reksa Dana. Apakah bisa dikategorikan sebagai bentuk pemikiran yang dangkal? Menurut saya jawabnya adalah belum tentu. 

Kalau kita bersedia mempelajari filosofi dan aliran berpikir sang pengelola dana (manajer investasi) plus track record-nya, maka itu adalah sebuah bentuk  proses pemikiran yang dalam. 

Proses itu lantas kita padukan dengan pandangan dan pembelajaran kita soal pasar. Kalau semua faktor ini sudah dilakukan, pemikiran yang mendalam telah terjadi. Kembali lagi ke either we win or we learn

Pertanyaan kedua adalah mengapa untuk hal seserius uang, kita sering malas melakukan pemikiran yang mendalam? Kita suka dengan senang hati bikin riset weekend mau makan malam di mana, atau baca review film dan lokasi liburan. Tapi kenapa soal investasi suka malas going deep?

Bukan cuman itu. Beberapa teman malah suka mencoba jualan ke saya produk–produk aneh yang saya sebut di awal tulisan tadi. Cara berjualan juga seolah-olah ini sejenis aliran kepercayaan. 

Begitu saya mencoba mengkritik proses investasinya, segera sang teman tadi menunjukkan betapa “sukses”nya sang “manajer investasi”. Fanatisme yang luar biasa, seolah produk-produk aneh tersebut telah menjadi bagian identitas mereka.  Ketika akhirnya saya menolak untuk ikut berpartisipasi, dianggap saya telah menghina identitas mereka. 

Padahal teman saya ini orang berpendidikan tinggi. Sangat tidak masuk akal? Mungkin saja. Tetapi yang lebih penting adalah refleksi diri. Mengapa saya sampai gagal meyakinkan sang teman bahwa produk aneh tadi tidak lebih dari spekulasi-judi, bahkan scam. Saya akan coba bahas kegagalan spektakuler saya ini di tulisan berikutnya, sebagai bagian pembelajaran. 

Saya ingin menutup tulisan ini dengan sedikit sharing tentang apa yang saya pelajari dari thought leader favorit saya yang lain: Robin Sharma. Bahwa kita tidak boleh mengasumsikan bahwa  movement (aktivitas) adalah sama dengan progress (kemajuan). 

Perubahan itu otomatis, sedangkan kemajuan itu tidak. Kemajuan hanya bisa didapat dengan proses yang tidak mudah. Itu sebabnya kita hanya merayakan pencapaian yang tidak bisa didapatkan dengan mudah.  Sesuatu yang tidak mendorong kita sampai ke limit, tidak akan menciptakan banyak kemajuan. 

Either we win, or we learn. 

...
“Those activities that are hardest to do are generally the most valuable to do. And that fear always screams the loudest when your magic is closest. So press ahead with mighty wisdom that good things happen to people who do good things. While sharing your treasures with us all."

Robin Sarma

...
...
Written by Wuddy Warsono, CFA
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220