

Jam selesainya juga istimewa. Agenda mencatat bahwa acara selesai jam 8 malam. Artinya, mesti siap-siap jika jam 10 malam acara baru selesai. Hari yang panjang di awal tahun. Rakernya berlangsung selama dua hari pula.
Seakan cobaan ini dianggap belum cukup, panitia menerapkan aturan dilarang memakai ponsel selama raker berlangsung.
Plus ada undian yang “pemenangnya” wajib memimpin dance di depan semua peserta raker. Soal gaya dance juga mengikuti lagu yang dipilih oleh panitia. Suka-suka panitia. Ada dangdut versi koplo, ada electropop, ada lagu K-Pop dari Blackpink (doodoodoo, something like that). Walau MC-nya selalu membuat peserta terpingkal-pingkal, pesannya jelas dan tegas: keputusan panitia adalah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.
Tapi ada yang lebih istimewa lagi.
Ternyata peserta tidak hanya sanggup untuk mengikuti seluruh diskusi dari awal sampai akhir, tapi juga dapat mengikuti raker dengan antusiasme penuh. Tidak terlihat wajah lelah atau semangat memudar. Begitu banyak hal yang dapat dicapai selama dua hari itu.
Ada beberapa observasi yang ingin saya bagikan di sini (di luar materi raker, yang pastinya saya bisa belajar banyak hal dari situ):
Observasi yang pertama: sejujurnya aturan tanpa ponsel selama dua hari ternyata nikmat sekali. Memang tidak sepenuhnya tanpa ponsel ala Tapa Brata-nya Bali Usada karena selama break masih sempat lihat-lihat ponsel. Tapi minimum sekali. Beban berat di leher tiba-tiba lenyap. Info grafis di bawah ini menunjukkan betapa berat beban ponsel untuk leher dan tulang belakang kita. Ternyata, kalau kita memegang ponsel dan leher kita sudutnya condong 60 derajat ke depan, beban ponsel bagi leher tidak kurang dari 60lb (atau 27.2 kg)! Hidup tanpa ponsel itu melegakan.

Kemudian, keadaan berangsur-angsur membaik, dan saya mulai terbiasa tanpa ponsel dan bahkan mulai menikmati. Ada perasaan bahwa hidup ini terasa lebih hidup.
Kita semua tahu bahwa waktu yang kita alokasikan untuk ponsel memang sangat besar. Tapi isu yang lebih besar adalah bahwa fokus kita langsung berantakan begitu kita mulai melirik ke ponsel. Berdasarkan riset, rata-rata pekerja mengalami interupsi atas fokus dalam bekerja setiap 11 menit, dan kontribusi ponsel sangat besar di sini. Setiap kali ada interupsi, flow dan ritme kerja akan sangat terganggu dan membutuhkan waktu yang sama atau sekitar 11 menit untuk recoveryfokus kita.
Hidup dengan akses super minimal ke ponsel selama dua hari raker ini ternyata membawa sebuah kesadaran baru: bukan kuantitas dan volume gangguan atau distraksi yang menjadi masalah penurunan kualitas kerja kita. Sumber masalah utama adalah akses yang terlalu mudah ke sumber gangguan, yaitu ponsel.
Akses ke gadget membuat hyper-fokus begitu sulit untuk dilakukan. Implikasinya adalah ada kesempatan emas untuk membuat karya-karya hebat (deep work) yang non-mainstream kalau kita bisa dengan disiplin membatasi akses ke ponsel.
Tapi saya tahu diri. Bahwa pekerjaan saya di pasar modal masih membutuhkan akses komunikasi dan informasi yang baik. Artinya masih butuh ponsel. Tapi di luar jam market, tidak ada alasan bagi saya untuk tidak membatasi akses ke ponsel.
Juga, saya harus tahu diri bahwa willpower saya bukan tandingan desain pembuat ponsel dan aplikasi. Jadi, tindakan logis buat saya adalah untuk menaikkan energi aktivasi untuk kebiasaan yang hendak kita buang. Dalam konteks ini, akses ke ponsel harus dipersulit. Soal bagaimana caranya, tentu berbeda-beda untuk setiap orang.
Buat saya, mumpung masih dalam rangka memasuki tahun baru, sekalian ada beberapa hal seputar hal ini yang dapat saya masukkan menjadi bagian new year’s resolution. Misalnya
(1) Sering menstimulasi pikiran melalui berjalan di alam terbuka; tanpa membawa ponsel.
(2) Selalu memakai jam tangan supaya tidak perlu melirik ponsel untuk tahu jam berapa yang ujung-ujungnya malah tergoda main ponsel.
(3) Selalu membawa buku atau riset saham ke mana-mana, siapa tahu harus menunggu bisa sambil baca, dan bukannya tergoda main ponsel.
(4) Tidak setiap call atau pesan WA harus saya balas, terutama yang isinya lebih bersifat distraksi.
Daftar ini mungkin akan terus bertumbuh, tapi intinya adalah menaikkan energi aktivasi untuk kebiasaan yang hendak kita buang.
Observasi yang kedua dari raker: ternyata ikutan bergerak (melalui joget) dan tertawa membuat kondisi fisik dan psikologis kita tetap prima. Ini yang dikatakan sebagai kondisi PEAK STATE , atau kondisi puncak, oleh motivator kenamaan dunia Tony Robbins. Bagian kedua ini akan saya bahas lebih detail di kesempatan yang lain.
Ternyata meeting selama dua belas jam kali dua hari itu bisa fun dan efektif pada waktu yang bersamaan. Terima kasih panitia raker yang telah bekerja sangat keras untuk mewujudkan acara yang hebat ini. Juga terima kasih atas kesempatan untuk belajar sesuatu yang sangat berharga.
Kita sering merasa kehilangan sesuatu, berharap untuk sesuatu yang lebih. Berharap masa lalu kita berbeda. Juga berharap masa depan kita persis seperti yang kita mau. Tapi kita tidak mungkin kehilangan sesuatu yang bukan milik kita. Dan masa lalu maupun masa depan sebenarnya bukan milik kita. Satu-satunya yang menjadi milik kita itu adalah present moment, atau masa kini. Tapi mesti diingat bahwa masa kini memiliki masa kadaluarsa.
Karena masa kini itu begitu berharga, sudah layak dan sewajarnya kalau kita menolak masa kini direduksi menjadi hanya sekumpulan aplikasi dalam ponsel kita. Juga menolak masa kini menjadi momen yang biasa-biasa saja, jauh di bawah peak state kita.