Mengubah Arah Pembicaraan
01 April 2020
Saya tidak akan memulai blog ini dengan mengeluh tentang betapa membosankannya #WorkFromHome atau #dirumahaja. Karena jujur saja, I'm loving it! 

Setiap pagi saya memulai hari dengan bangun dan mandi pukul sembilan pagi (bonus tidur dua jam ekstra dari hari-hari kerja biasa). Lalu saya buka laptop dan menyalakan streaming radio favorit, agar serasa sedang otw kantor di mobil. Selanjutnya, saya buka email dan Whatsapp. Yang terpenting adalah saya membuka notebook dan mencatatkan to-do-list hari itu. Bagaimanapun juga, judulnya kan WORK from home, bukan holiday.

Sudah dua minggu berlalu dan saya mengalami beberapa pencerahan dan refleksi diri. Pertama, ternyata pekerjaan saya sebenarnya praktis bisa selesai dalam waktu 2-5 jam setiap harinya. Ini dalam ultra-focus mode. Hanya saya, lagu-lagu 90an yang menemani dan pekerjaan di depan mata. Tidak ada rekan kerja yang seliweran mengalihkan perhatian saya, tidak ada panggilan meeting, tidak ada acara makan siang dan tidak ada kelakar lucu dari meja seberang. Hmm, ini mengingatkan saya bahwa ada sesuatu yang harus berubah kala keadaan kembali normal.

Refleksi kedua adalah betapa banyaknya ladang pembelajaran di luar sana. Online courses, podcast atau webinar yang diberikan secara cuma-cuma dalam rangka mengisi kekosongan waktu yang dialami banyak orang. Kuncinya cuma satu: keinginan untuk belajar. Cukup google dan semua tersedia di depan mata. Harvard Business School, Harvard University, Yale dan masih banyak lagi semua menawarkan kelas gratis yang biasanya harganya mencapai ribuan dolar.

Di Sucor Sekuritas sendiri kami tidak henti-hentinya mencoba mencari cara untuk terus berhubungan dengan nasabah kami, dan tentunya memanfaatkan waktu untuk berbagi ilmu. COba cek akun YouTube kami untuk melihat STory - video edukasi seru seputar dunia pasar modal yang bisa ditonton gratis. Kami juga mengadakan berbagai webinar bekerja-sama dengan rekanan, untuk memberikan kelas-kelas investasi. Jangan lewatkan ya.

Tidak hanya itu, saya juga berlangganan aplikasi buku online yang bisa memberikan akses ke buku-buku bisnis yang sebelumnya tidak bisa saya baca. Delivering Happiness-nya Zappos, Story Brand hingga Measure What Matters. Well, walau sebenarnya kalau mau dapat ilmu atau cari inspirasi saya cukup baca blog-nya Sucor (sekalian promosi).

Refleksi ketiga saya dapatkan saat tengah menonton serial Mad Men. Salah satu cara untuk mengisi waktu dan memberi sedikit penghiburan saat harus #dirumahaja adalah dengan nonton pastinya. Saya langganan Netflix, Viu, Iflix, HBO Go dan berbagai layanan streaming lainnya dan melahap semua film dan serial yang tidak sempat saya tonton pre-pandemi ini, salah satunya adalah Mad Men.

Ini adalah serial tentang kehidupan para ahli periklanan di New York yang berlatar di tahun 60-70an. Serial ini memang terkenal di tahun 2007 dan berakhir tahun 2015 lalu. Ya, better late than never.

Salah satu kutipan yang paling saya suka dari serial ini datang dari Don Draper, karakter utamanya, yang mengatakan, "If you don't like what is being said, change the conversation." Ini adalah salah satu strategi yang Don pakai saat mengembangkan strategi iklan sebuah brand.

Hal ini membuat saya berpikir, apakah strategi ini bisa digunakan untuk pandemi covid-19 ini, atau kalau dalam dunia pasar modal urusan IHSG yang sedang bearish dan kondisi keuangan dunia yang terdampak Covid-19? Setiap hari tampaknya berita buruk datang bertubi-tubi... mencemaskan kondisi kesehatan keluarga tercinta, khawatir tentang pekerjaan, masa depan, dan banyak hal lain. Bisakah kita semudah itu, mengubah arah pembicaraan?

Tidak mudah, tapi bisa dilakukan.

Misalnya, salah seorang teman saya harus mengemban peran sebagai "guru" untuk kedua anak balitanya, mengingat semua sekolah ditutup sementara waktu ini. Bisa saja ia mengeluh, atau mengumpat kepada dunia. Tapi, yang ia lakukan adalah, browsing seluruh aktivitas yang bisa dilakukan balita - sesuai usia anaknya, lalu ia membuat rencana belajar dan aktivitas yang sesuai dengan kurikulum sekolah anaknya. Setiap hari ia membagikan yang ia lakukan bersama anaknya, sampai akhirnya seluruh teman-teman yang mengikuti dia di Instagram, ikut mencontek aktivitas tersebut saking mudahnya dilakukan dan dipersiapkan. Dan semudah itu, lingkaran para ibu-ibu yang terbantu menyebar dengan cepat. Ini adalah ibu-ibu yang tidak lagi mengeluhkan sekolah yang tidak lagi buka, tetapi sibuk menghabiskan waktu dengan anak-anaknya dengan berbagai aktivitas seru.

Ada juga teman saya, seorang fashion stylist yang daftar kliennya termasuk artis-artis Indonesia kenamaan. Berhubung semua acara dibatalkan, konser tidak lagi ada, dan ia harus #dirumahaja, ia kehilangan sebagian besar mata pencahariannya. Apa yang ia lakukan? Ia kembali ke hobi lamanya, memasak. Setiap hari dia mendokumentasikan cara ia memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di kulkas dan mengolahnya. Menu sederhana. Saking sederhananya orang-orang mulai mencontoh dan mengikuti resep itu. Ia mengubah kekecewaan menjadi harapan.

Sama seperti berita di televisi yang baru-baru ini saya tonton, tentang seorang anak kecil dari Madura, usia 4 tahun, yang menyumbangkan seluruh tabungannya untuk membantu petugas medis yang sedang memerangi Covid-19. Donasinya sebesar Rp 527.000, celengannya yang sebagian besar berbentuk koin. Ia mengubah arah pembicaraan. Di saat semua orang merasa kekurangan, cemas, anak ini justru memberikan inspirasi yang tidak ternilai harganya.

Saya sendiri? Saya ingin mengubah arah pembicaraan dari Covid-19 yang membuat saya harus terpisah dari teman-teman, dan rekan kerja, era keterpurukan atau isolasi diri menjadi era pembelajaran dan kesempatan untuk memperkaya diri dengan ilmu baru; Work from home membuat kerja terhambat, diubah menjadi peluang luar biasa untuk memelajari semua aplikasi dan kemajuan digital yang membuat kerja menjadi lebih efisien; Harga saham di portofolio turun, menjadi waktu yang tepat untuk kembali mengevaluasi mindset dan strategi saham saya agar bisa kembali membeli sekarang saat harga sedang murah-murahnya.

Berhubung hari ini adalah Hari Kartini, saya juga ingin sedikit belajar dari sosok perempuan luar biasa ini. Dalam bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang, beliau mengatakan "Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu–satunya hal yang benar–benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri." 

Saya siap mengubah arah pembicaraan dan sikap saya... Kalau kamu bagaimana?

Written by Oriana Titisari
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220