Dari FOMO ke Fundamental: Perjalanan Investasi Saya
06 August 2024
Investasi adalah judi. Inilah komen-komen semua teman saya dan saya juga mengenai apa itu investasi secara singkat. Namun, hal ini semua berubah sejak memasuki perusahaan Sucor Sekuritas sebagai anak magang. Awal dari masa yang cukup singkat ini, saya tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai investasi dan saham perusahaan. Saya di introduksikan secara dasar mengenai apa itu saham dimulai dari pengertian-pengertian umum seperti dividend, IPO, reksa dana, trend, chart, cara melihat laporan keuangan suatu perusahanan dan informasi lainnya yang cukup banyak. Setelah beberapa waktu pembuatan akun SPOT saya akhirnya bisa mulai untuk menjelajah lebih dalam sendiri kepada dunia investasi.

Saham paling pertama yang saya masukin dana adalah kepada saham-saham yang baru keluar sebagai IPO seperti ISEA. Pertama kali saya membuka akun SPOT dan melihat market yang sangat unfamiliar untuk saya, muncul beberapa saham-saham yang sedang menaik secara drastis melebihi perubahan harga hampir sebesar 50% dari harga awal. Contohnya seperti ISEA yang awalnya keluar dengan harga Rp 250 per saham menjadi Rp 480 per saham. Saya melihat ini sebagai seorang awam seperti “buset, ini kalau saya masukin dana sekarang kayaknya bisa untung banyak.” Namun, hal yang terbalik terjadi. Saya rugi sebanyak kurang lebih 50% juga, secara tiba-tiba harga yang saya investasi yaitu Rp 450 per saham keesokan harinya menjadi Rp 260 per saham. Saya terkejut. Saya kebingunan karena sebelum saya memasukan dana saya sudah sebisa mungkin untuk melihat secara fundamental bagaimana kondisi perusahaan tersebut, apakah memiliki keuntungan yang memuaskan? Apakah dia memiliki prospek yang baik? Apakah manajemennya bisa dipercaya? Awalnya saya kira semua hal itu sudah cukup dipertimbangkan dan memiliki potensi yang cukup kuat. Namun, muncul pertanyaan kenapa turun?


 
Saya tidak mengenal bagaimana saham suatu perusahaan itu bisa dipermainkan, sampai baru diceritakan dan diajari oleh mentor saya di divisi educator. Saya baru paham bahwa tidak semua saham yang memiliki trend naik yang bagus itu patut untuk diinvestasikan. Kita masih tetap harus melihat secara teknikal dan mengintip beberapa indicator lainnya serta sejarahnya yang memungkinkan untuk menunjukkan tanda bahwa saham tersebut itu tidak bagus dan tidak murni. Perasaan awal yang bisa saya berikan dalam satu kata adalah FOMO, Fear of Missing Out. Ini menjadi salah satu ajaran yang menurut saya paling penting selama berada di Sucor. Kesabaran serta ketelitian menjadi asset yang paling utama sebagai seorang trader maupun investor. Saham yang naik tinggi tidak selalu tentu berarti kerjanya baik tetapi bisa saja karena adanya factor lain yang mempermainkan harga saham. Kita harus sabar dalam melihat perubahan harga apakah saham ini akan breakout, breakdown atau malah terkena Unusual Market Activity (UMA) oleh Bursa Efek Indonesia.


Itulah pengalaman saya pertama kali investasi di suatu saham. Apakah saya menyesal membeli saham tersebut? Tentu. Namun, apakah saya akan menyerah untuk melanjutkan investasi? Pasti tidak. Namanya orang pemula pasti bakal rugi dulu gak mungkin saya bakal langsung cuan. Sampai sekarang saja saya masih rugi terus, ada untungnya tapi masih lebih banyak rugi. Tetapi saya sekarang sudah tidak memikir lagi bahwa investasi saham itu judi. Perjudian tergantung dengan persentase dan hoki yang terkadang tidak bisa kita kendali. Kita hanya tahu kapan kita bisa masukin dana serta keluarin dana lalu kita tidak bisa mengetahui apakah kita bakal rugi atau untung dalam beberapa jangka waktu dan seberapa untung atau rugi yang akan kita alami.

Investasi sangat berbeda jauh, dengan mempelajari dasarnya saja kita bisa melihat bagaimana suatu saham itu akan naik atau enggak, terutama dari beberapa batasan seperti support, resisten, moving average, dan fibonacci retracement. Dengan melihat beberapa factor tersebut kita bisa menentukan secara teknikal bagaimana harga saham bisa turun dan juga bisa naik. Tentunya kita masih perlu melihat factor luar seperti makro ekonomi dunia, seperti kondisi politik, perusahaan yang kita investasikan, pekerjaan yang mereka lakukan, dan masih banyak lagi untuk menentukan apakah perusahaan ini itu layak untuk diinvestasikan. Tidak semua saham mahal memiliki potensi baik dan juga tidak semua saham murah berarti mereka sudah gagal dan rugi. Contohnya seperti saham ASII yang pada masa sekarang ini memiliki harga yang cukup murah dibandingkan kita melihat potensi perusahaan tersebut dalam jangka waktu yang lama. Mereka telah memiliki laba yang sampai sekarang ini konsisten naik dengan juga adanya manajemen serta kerja sama yang baik dengan perusahaan-perusahaan lain.



Sebentar lagi masa magang saya di Sucor akan selesai. Saya telah belajar banyak sekali di Sucor. Apakah saya akan stop untuk investasi setelah masa magang ini? Tidak, saya sudah menjelajah terlalu dalam untuk berhenti di saat ini, saya sudah terlalu terikat dengan investasi dan dapat dibilang menjadi salah satu hobi baru karena memang cukup seru. Setelah magang pasti ada yang bertanya, apakah kamu sudah ahli atau minimal sudah mahir dengan investasi? Jawaban saya adalah sama sekali tidak. Masih ada banyak sekali hal yang saya perlu pelajari dan dalam waktu yang singkat ini tidak cukup untuk mengetahui semua hal. Dibandingkan dengan orang-orang yang ahli saya pastinya akan kalah, pengetahuan mereka mengenai setiap perusahaan dan kondisi makro ekonomi dunia itu sudah sangat luas dan saya masih memperlukan waktu yang sangat banyak bahkan bertahun-tahun untuk mengejar mereka. Terkadang saya masih suka kesulitan untuk keep updated dengan berita terbaru dan juga masih kesulitan menganalisis kondisi makro ekonomi yang sangat luas. Saya terkejut bagaimana investasi yang secara singkat terlihat sangat mudah yakni liat trend naik, masukin duit, lalu bisa cuan menjadi tugas analisis yang melibatkan puluhan bahkan ratusan indicator yang bisa mempengaruhi.
 
Written by Kenzie Edmund Junaedi
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220