Kisah dari Sebuah Ransel
21 June 2024
Hidup, seperti sebuah perjalanan, penuh dengan tikungan tak terduga dan momen yang tak terencana. Terkadang, petualangan yang paling mengesankan justru datang dari tempat yang paling tak terbayangkan. Seperti halnya kisah yang akan saya ceritakan ini, sebuah perjalanan yang dimulai dari sebuah ransel yang sudah lama terabaikan di sudut kamar saya.

Semua bermula pada suatu pagi ketika saya merasa terdorong untuk membersihkan kamar. Di antara tumpukan barang-barang yang jarang disentuh, saya menemukan ransel sekolah yang sudah lama tidak saya pakai. Ketika saya membukanya, saya disambut oleh kenangan-kenangan masa lalu: tiket konser, kertas ujian lama, dan benda-benda kecil lainnya yang membawa saya kembali ke masa-masa penuh petualangan, tawa, dan pelajaran hidup yang tak terlupakan.

Salah satu kenangan yang paling mencolok adalah tiket konser dari band favorit saya. Saya ingat betul malam itu, ketika seorang teman yang tidak terlalu dekat tiba-tiba mengajak saya untuk menonton konser karena dia punya tiket ekstra. 

“Eh, ini lagu favorit kita! Ayo nyanyi bareng!” seru teman saya, sambil menarik tangan saya.

Saya pun bernyanyi sekeras mungkin, meski suara saya lebih mirip radio rusak daripada penyanyi sungguhan. Dan, ya, kita semua tahu bahwa bernyanyi dengan suara pas-pasan di depan orang banyak adalah salah satu cara tercepat untuk merasakan kebebasan sejati. Saya menyadari bahwa kebahagiaan terbesar bisa datang dari momen-momen yang tidak terduga dan dari keberanian untuk mencoba hal baru. Ya, kecuali jika Anda bernyanyi dengan sangat buruk sampai teman-teman Anda mulai berpikir dua kali untuk mengajak Anda ke konser berikutnya.

Lalu, di pojok lain ransel, saya menemukan buku harian kecil yang saya gunakan untuk mencatat perasaan atau peristiwa seru yang terjadi di hari itu. Salah satu cerita tak terlupakan dalam buku harian itu adalah saat saya dan teman-teman memutuskan untuk menjelajah kota menggunakan sepeda sewaan yang ternyata remnya tidak berfungsi dengan baik setelah kami mulai berkendara.

“Eh, rem sepeda nya nggak berfungsi nih!” teriak Bel saat meluncur turun dari turunan.

Saya tertawa sambil mencoba menyeimbangkan sepeda saya yang juga bermasalah. “Jangan khawatir, kita pakai kaki saja buat ngerem!”

Kami berdua tertawa terbahak-bahak sambil menginjakkan kaki ke tanah untuk memperlambat laju sepeda. Meskipun kaki kita lecet dan sandal jepit kita putus, pengalaman itu sangat mengesankan. Note to self: Kaki kita memang bisa jadi rem darurat, tapi jangan harap sandal kita akan selamat.

Namun, tidak semua kenangan dari ransel itu manis. Ada satu masa ketika saya mengalami kegagalan akademis yang sangat mengecewakan. Saat itu, saya sedang mempersiapkan diri untuk ujian penting.

Teman-teman saya tampak tenang dan percaya diri, sedangkan saya diliputi kecemasan setiap hari, khawatir tentang hasil yang akan saya peroleh. 


Ketika hari ujian tiba, saya merasa cukup percaya diri. Saya menjawab semua pertanyaan dengan penuh keyakinan. Namun, ketika saya menyerahkan lembar jawaban, saya menyadari ada satu halaman lagi yang belum saya kerjakan. Ternyata, saya lupa membalik halaman! Panik, saya mencoba untuk mengerjakan beberapa soal dalam waktu yang tersisa, tetapi usaha saya sia-sia.

Nilai saya keluar, dan hasilnya sangat jelek. Melihat teman-teman saya merayakan keberhasilan mereka hanya menambah rasa putus asa saya. Mereka melangkah maju, sementara saya merasa tertinggal.
Namun, saya menolak untuk menyerah. Saya mencari cara untuk memperbaiki nilai melalui tugas tambahan dan proyek lain yang ditawarkan oleh dosen. Dengan tekad yang kuat, saya bekerja keras dan mencari bantuan dari teman-teman dan guru. Saya bahkan menulis catatan besar di meja saya: “Periksa semua halaman ujian!” Ketika saya akhirnya menyelesaikan tugas tambahan, saya berhasil meningkatkan nilai saya secara signifikan.

Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Dalam situasi paling putus asa, selalu ada harapan jika kita terus berusaha. Jadi, jika kamu merasa tertinggal, jangan panik dulu – mungkin kamu hanya lupa satu detail kecil yang bisa mengubah segalanya.

Dari perjalanan bersama ransel ini, saya menyadari bahwa hidup adalah sebuah petualangan penuh dengan kejutan yang menawarkan pelajaran berharga dan kenangan tak terlupakan. Setiap pengalaman, baik manis maupun pahit, adalah bagian dari perjalanan yang akan membuat kita lebih kuat. Melihat kembali ke masa lalu, kita bisa tertawa, meskipun saat itu kita merasa begitu putus asa dan tanpa harapan. Pengalaman-pengalaman inilah yang membentuk siapa kita hari ini, dan kejutan-kejutan tak terduga itulah yang memberi warna dan keseruan dalam hidup.

Jadi, buka ransel hidupmu, lihat ke dalam, dan temukan cerita-cerita yang membuatmu tersenyum, tertawa, atau bahkan menangis. Karena pada akhirnya, setiap perjalanan adalah bagian dari cerita hidup kita yang luar biasa. Selamat menikmati petualanganmu! Dan jangan lupa, nikmati setiap kejutan yang menanti di setiap tikungan.
 
Written by Diantha Putri
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220