Berusaha keras untuk menemukan teman saya di antara penumpang yang keluar satu demi satu di bandara, saya melihat teman saya keluar bersama dengan seorang pria asing yang membawa dua tas besar. Pria tersebut berhenti tepat di sebelah saya dan teman saya untuk menyapa keluarganya.
Pertama dia memberi senyuman kepada putra bungsu yang saya perkirakan berumur enam tahun saat dia meletakkan tasnya. Mereka saling berpelukan lama dan penuh kasih. Saat mereka saling menatap, saya mendengar sang ayah berkata, "Senang sekali melihatmu, Nak. Papa kangen sekali bermain denganmu!" Putranya tersenyum agak malu, mengalihkan pandangannya dan menjawab dengan lembut, "Aku juga, Ayah!"
Kemudian pria itu berdiri, menatap mata putra sulungnya (mungkin berusia sembilan atau sepuluh) dan sambil mendekap wajah putranya di tangannya berkata, "Kamu sudah menjadi pria yang tampan, apakah kamu sudah punya pacar?" candanya, Mereka juga saling berpelukan dengan penuh kehangatan.
Sementara ini terjadi, seorang bayi perempuan (mungkin berusia tujuh bulan atau satu tahun) menggeliat dengan penuh semangat dalam pelukan ibunya, tidak pernah mengalihkan pandangan kecilnya dari pemandangan indah ayahnya yang kembali. Pria itu berkata, "Hai, gadis cantik!" sambil dengan lembut mengambil anak itu dari ibunya. Dia dengan cepat mencium seluruh wajahnya dan kemudian memegangnya erat di dadanya. Gadis kecil itu langsung rileks dan hanya meletakkan kepalanya di bahunya, tanpa bergerak dalam kenyamanan.
Setelah beberapa saat, dia menyerahkan putrinya kepada putra sulungnya dan menyapa istrinya, "Aku telah sangat lama menantikan saat ini!" dan melanjutkan dengan pelukan terlama yang pernah saya lihat. Dia menatap mata istrinya selama beberapa detik dan kemudian tanpa suara berkata. "terima kasih sudah menungguku dan merawat anak-anak!" Mereka menatap mata satu sama lain, tersenyum lebar satu sama lain, sambil memegang kedua tangan.
Untuk sesaat mereka mengingatkanku pada pengantin baru, Aku bingung sejenak dengan pemandangan cinta tanpa syarat yang luar biasa yang tidak lebih dari dua meter jauhnya dariku.
Temanku seketika merasa tidak nyaman, "Aku harap pernikahan saya masih bersemangat seperti itu setelah dua belas tahun!" tetapi aku merasa mengapa aku begitu gengsi mengungkapkan kata sayang kepada istriku di depan anak-anak dan canggung untuk memeluk anak ku yang sudah besar.” Ungkapnya.
Saya melihat matanya tidak lepas melihat pemandangan luar biasa di depan kami.
Saya belajar terkadang kita tidak mampu mengungkapkan betapa sayangnya kita kepada seseorang karena:
Namun, saya seringkali melihat banyak orang yang menyesal tidak pernah mengungkapkan rasa sayangnya kepada seseorang ketika di acara kedukaan, hal itu menunjukkan ungkapan rasa sayang kepada orang yang kita kasihi adalah tindakan yang sangat penting untuk kesehatan mental dan emosional kita. Jadi, mari kita coba untuk mengatasi rasa gengsi kita dan mulai menunjukkan rasa sayang kepada orang-orang yang kita cintai.