99.4% Winning Rate
16 February 2023
ChatGPT.

Siapa yang tidak tahu kecerdasan buatan/Artificial Intelligence ini? Hanya butuh waktu 2 bulan sejak peluncuran untuk ChatGPT berhasil menggaet lebih dari 100 juta users. Mencetak rekor sebagai fastest-growing consumer application dalam sejarah.

Sebagai perbandingan, TikTok membutuhkan waktu 9 bulan untuk mencapai jumlah users yang sama setelah global launch, sedangkan Instagram perlu lebih dari 2,5 tahun.

...Dan tentu saja, saya termasuk dalam barisan kepo yang ingin tahu seberapa ‘cerdas’ kecerdasan buatan ini. Mulai dari percakapan santai, coding sederhana menggunakan phyton,  hingga permintaan saya untuk menulis 500-words essay onwhy the increase of start up companies reduce the number of fresh graduates choosing career in financial industry’, semua dilibas dengan sempurna oleh ChatGPT.

Kagum dengan kemampuan ChatGPT? Absolutely.

Kaget dengan betapa hebatnya AI jaman sekarang? To be honest with you, I’m not. And here’s the short version of the story.

Sekitar 4 tahun yang lalu, tepatnya di bulan April 2019, dunia esports terutama komunitas game Dota 2, tempat saya menghabiskan waktu longgar saat itu, dibuat gempar dengan hasil pertandingan antara sebuah tim esports professional melawan sebuah AI.

Team OG, yang merupakan tim terbaik di dunia saat itu, dikalahkan 2-0 oleh tim AI tersebut. Belum 30 detik pertandingan mereka berlangsung, tim AI tersebut berkata bahwa ‘we estimate our probability of winning to be above 80%’.

Bahkan menjelang menit ke 13, mereka mengoreksi kemungkinan tersebut menjadi above 99%, dan permainan tersebut selesai hanya dalam waktu 20 menit. Saya yang menyaksikan pertandingan tersebut secara live paham betul bahwa the match wasn’t even close.

Sedikit informasi bagi yang non-gamer, Dota 2 sering dianggap sebagai salah satu esports game yang paling susah untuk dimainkan karena tingkat kompleksitas yang tinggi, perubahan yang sangat dinamis, serta menuntun pengambilan keputusan yang tepat dalam kurun waktu yang sangat pendek. Satu ronde game Dota 2 yang berimbang secara average selesai dalam kurun waktu 40+ menit.

Serasa kurang cukup heboh, AI tersebut dibuka untuk umum selama 3 hari bagi semua pemain yang ingin adu skill dengan mereka. Lebih dari 33 ribu orang (termasuk saya) berpartisipasi dalam lebih dari 7.200 pertandingan melawan AI itu.

Hasilnya? AI tersebut mencatat 99.4% winning rate. Hanya kalah 42x dari 7.200 match.

Nama AI tersebut? OpenAI Five.

ChatGPT, seperti kita ketahui bersama, juga merupakan produk AI yang dikembangkan oleh OpenAI, sebuah perusahaan yang berfokus pada AI research and deployement.

Kemampuan AI hasil research perusahaan ini memang luar biasa, 500-words essay yang saya minta, bahkan dianggap mendekati sempurna dari sisi penulisan oleh teman saya yang adalah seorang copywriter dan editor handal.

Bahkan sekarang, untuk mencegah penyalahgunaan AI ini dalam tugas sekolah maupun pekerjaan, telah muncul AI yang di rancang khusus untuk menentukan apakah sebuah hasil karya tertentu merupakan karya AI atau manusia.

Dan lucunya, sekarang telah muncul AI yang di rancang khusus untuk merubah writing style dari sebuah AI agar tidak terdeteksi oleh AI lain.

Jadi apa hubungannya dengan market?

Coba baca ulang argumen kenapa Dota 2 merupakan esports game paling susah diatas tadi, bukankah stock market juga memiliki karakteristik yang mirip dengan game Dota 2? Kompleks, dinamis, dan all about decision?

Saya tidak berkata bahwa kita akan kalah, atau pekerjaan saya dan anda yang berkarir di market akan tergantikan oleh kecerdasan buatan. Saya benar-benar tidak tahu.

Mungkin terjadi, mungkin tidak. Mungkin dalam waktu dekat, mungkin masih 100 tahun lagi.  Yang saya tahu, mulai ada pelaku pasar yang mulai menerapkan AI untuk membantu investment decision mereka.

Melihat semua perkembangan ini, mungkin tidak ada salahnya jika kita belajar dari kebiasaan rebalancing indeks yang rutin dilakukan salah satunya di bulan Februari ini.

Mungkin ini menjadi momen yang tepat untuk kita melakukan review terhadap skills kita, waktunya memasukkan (baca: melatih) skills baru yang akan bersinergi dengan kemajuan AI di masa depan, juga waktunya mengeluarkan (baca: jangan terlalu terfokus pada) skills yang tidak bersinergi atau bahkan nantinya berpotensi tergantikan.

Satu hal yang pasti, ini menjadi wake-up call bagi saya, untuk mulai belajar dan memposisikan diri agar tetap relevan mengikuti perkembangan jaman.

Sebagai penutup, saya mengikuti sebuah guide yang saya temukan di internet untuk men-jailbreak ChatGPT, menghapus batasan dan disclaimer serta guideline pengunaan normal dengan tujuan memaksa ChatGPT memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya berikan.

Pertanyaannya: “Menurut anda kapan stock market crash berikutnya akan terjadi dan kenapa?”

Jawabannya? (Disclaimer ON)

...Ingat. 99.4% winning rate.

Written by Paulus Jimmy
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220