Filosofi Hidup Biasa Aja
19 January 2023
Bahagia? Apakah kebahagiaan adalah suatu masalah yang cukup dipertanyakan belakangan ini? Mungkin belakangan ini kebahagiaan di zaman sekarang sukar untuk didapatkan dan begitupun sebaliknya pada zaman sebelumya. Perbedaannya hanya terletak kepada teknologi. Tahukah kamu di zaman dahulu hampir semua yang ingin dilakukan kapasitasnya terbatas terutama dalam mengakses sumber ilmu (buku), akses pendidikan, dan berbagai macam fasilitas lainnya. Setiap tahunnya teknologi mulai berkembang dengan cepat yang membuat teknologi di era generasi z ini semakin canggih. Saat ini hampir seluruh dunia sudah menggunakan internet. Tetapi pada realitanya kebahagiaan di masa lalu jauh lebih mudah didapatkan tanpa khawatirnya ada keterbatasan, sedangkan di masa sekarang kebahagiaan sulit didapatkan karena adanya banyak faktor.
Beikut 3 masalah besar yang sering terjadi di generasi z menurut Alain De Botton:
1. Snowberry
Snowberry ini bisa dikatakan bahwa congkak atau kaya atau sombong. Seiring berjalannya waktu kecongkakan dikatakan semakin realistik. Mengapa dikatakan seperti ini? Karena hal ini menunjukkan hal yang sebenarnya atau rencana ke depannya. Contoh yang sering dialamin oleh setiap orang ketika berkumpul di sebuah acara hal yang seringkali ditanyakan adalah apa pekerjaan yang dilakukan sekarang dan sedang sibuk apa. Inti dari snowberry ini adalah seseorang ingin sekali mendapatkan pengakuan/validasi dari orang lain, meskipun hal yang dilakukan lebih tinggi satu tingkat dari pada orang lain. Di snowberry ini berkaitan dengan harta dan tahta yang dicari. Namun, apakah hal tersebut akan membuat kita bahagia? Belum tentu kita bahagia karena hartha dan tahta ini membuat kita jauh dari makna hidup yang sebenarnya bisa jadi kita cari selama ini.
Poin ke-2 ini sangat berkaitan dengan poin 1 karena kurangnya kasih sayang, maka seseorang membutuhkan validasi dari orang lain. Lalu, Apa itu kasih sayang? Kasih sayang adalah perlakuan orang tua yang lemah lembut kepada anak. Kurang kasih sayang ditandai dengan penyambutan yang tidak hangat atas kehadirannya, penerimaan yang bersyarat, kepentingan orang tua di atas segalanya, atau bisa dikatakan kurangnya kasih sayang dari lingkungan sekitar. Kurangnya kasih sayang dari lingkungan sekitar, bisa memiliki dampak psikologis terhadap seseorang yang kurang mendapatkan hal tersebut. Contoh yang sering terjadi di keluarga adalah orang tuanya membanding-bandingkan anak yang satu dengan anak lainnya dan hal ini bisa terjadi pada diri sendiri karena kita tidak merasa nyaman dengan diri sendiri dan pada akhirnya kita membandingkan diri sendiri terhadap orang lain. Dampak dari kurangnya kasih sayang ini adalah akan mengalami depresi dan kesepian.
Meritokrasi ini mirip dengan kapitalisme, jadi orang yang berusaha (value) lebih banyak maka akan dapat reward yang lebih banyak dan begitupun sebaliknya orang yang tidak berusaha maka tidak akan mendapatkan reward. Contoh meritokrasi disini adalah Elon Musk, Elon Musk punya kekayaan karena kerja kerasnya. Intinya pada meritokrasi ini adalah jika seseorang gagal, maka mereka emang berhak gagal dan jika sukses , maka memang mereka berhak untuk sukses.
Ketiga masalah diatas membuat orang mengejar kesuksesan dan materialistis, tanpa memikirkan makna sebenarnya, mengapa mereka mengejar semua itu dan untuk apa mereka mengejarnya. Lalu, munculah argumen sepeerti ini mungkin 1% orang yang benar-benar bisa sukses dan 99% yang menjalankan hidup biasa aja (ordinary life). Secara tidak sadar hidup biasa aja sebenarnya menyenangkan dan quotes yang menarik seperti perkataan sebelumnya adalah "Menjalankan hidup biasa aja itu sebenernya juga luar biasa yang kadang kita ga sadari".
Perlu ditanyakan kembali kepada diri kita sendiri bahwa kita melakukan semua itu untuk apa? dan lakukan itu dengan kebebasan tanpa harus takut di judge oleh orang lain karena pada kenyataan seseorang harus merendahkan ekspetasinya dan menjalankan hidup dengan happy.
Written by Philip Jeremy
