Empati yang Mempersatukan
26 September 2022
...Namaku BS. Aku memilih pakai akronim karena malas berurusan dengan penggemar. Lebih tepatnya karena belum mungkin mengalokasikan waktu buat urusan selain bisnis, investasi, dan urusan pribadi.

Sering teman nanya “kan loe single dan tajir, pasti dong lebih banyak waktu?”

Asumsi ini, bahwa single lebih banyak waktu, ingin aku challenge. Memang benar single nggak perlu urusin anak istri. Tapi single tetap banyak mem-budgetkan waktu buat dating. Dan emosi seputar dating ini seringkali begitu dalam dan intens bak naik roller coaster.

Kalau sedang happy, serasa ada kupu-kupu di hati. Kalau sedang sedih, pengen rasanya masuk ke jurang dan menambah koleksi tattoo aku.

Bicara soal tattoo, sebenarnya ada konsep brain tattoo. Suatu image atau konsep atau pemikiran yang terpatri di otak kita dan menjadi bagian integral diri kita. Terpatri di otak kita karena begitu menggairahkan atau begitu menyedihkan misalnya. Sadar atau tidak, kita akan panggil brain tattoo ini di saat dibutuhkan.

Kalau ditanya apa brain tattoo aku, boleh dibilang salah satu pelajaran terpenting dalam hidup aku adalah soal konsep melepaskan attachment dalam hidup. Kadang attachment ini kelihatan seolah indah, tapi sebenarnya sangat menjadi restriksi bagi kemajuan hidup kita. Brain tattoo yang lain adalah pelajaran soal empati.

Empati ini tidak datang secara otomatis dalam hidup aku. Mungkin karena lingkungan tempat aku bertumbuh yang begitu keras. Semuanya rule-based. Tapi ada sisi lain dari lingkungan yang keras ini.

Lingkungan yang keras ini melahirkan teman seperjuangan. Yang akhirnya berbuah curhat dan empati.

Empati ini awalnya lahir dari pengembangan kemampuan untuk listening. Kemampuan mendengarkan. Dan ini termasuk mendengarkan secara tulus perkataan maupun bahasa tubuh dan emosi baik yang tersurat maupun tersirat. Walau yang tersirat seringkali lebih menyakitkan daripada yang tersurat. Karena yang tersirat suka menimbulkan pertanyaan.

Empati juga berkaitan dengan kebersediaan untuk menunda judgement. Dan menerima orang lain dengan tanpa ada maunya. Love without any expectation, cinta tanpa keinginan untuk memiliki. Beda dengan saham bagus, yang menurut aku kudu dimiliki.

Satu hal lagi soal empati adalah pemahaman mengenai esensi pengalaman orang lain. Pengalaman ini melahirkan latar belakang dan sudut pandang. Pengertian akan pengalaman orang lain ini, dalam sudut pandang seorang BS, adalah pilar penting dalam membangun emosi.

Juga empati ini soal merefleksikan kembali pesan kita, namun diiringi dengan emosi. Karena sesuatu yang diiringi emosi akan menjadi bagian memori kita. Sebaliknya, tanpa emosi, suatu peristiwa akan dihapus dari otak kita. Cepat atau lambat. Kalau kita mau mengingat soal pelajaran dari saham yang kita pernah beli atau jual, salah satu caranya adalah melibatkan emosi seputar keputusan beli dan jual pada waktu itu. Pasti ingat.

Salah satu cara paling efektif dalam membangun empati adalah kebersediaan untuk berbagi vulnerability. Kelemahan kita. Supaya terbangun hubungan yang diwarnai ketulusan. Dan supaya trust bisa dibangun. Mengapa? Karena kita tidak sempurna. Bahkan seorang BS sekalipun.

Kabar baiknya adalah empati itu adalah skill yang bisa kita bangun. Dengan pemahaman akan emosi ini, kita dimampukan untuk merespon ke sesama dengan cara yang otentik dan penuh kasih. Sehingga sang sesama ini merasa sedang kita pahami, bukan kita sudutkan atau kita hakimi.

Empati menyatukan kemanusiaan. Dan ini salah satu rahasia besar sukses bisnis dan berinvestasi.

(Note: T M ini bukan gelar akademik, tapi julukan bercanda teman-teman aku: T M = Tajir Melintir, entah kenapa mereka begitu terfokus pada soal materi)

Written by BS TM
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220