Cuek Is a Virtuous Act?
15 September 2022
...Namaku BS. BS TM.

TM itu singkatan dari Tajir Melintir, julukan buat aku dari kawan-kawan aku yang terlalu terfokus pada aspek materi dalam hidupku.

Padahal kunci kebahagiaan itu justru kalau kita mampu tidak terlalu terikat pada hal-hal fana semacam materi.

Anyway, kali ini aku cuman semata pengen sharing pengalaman. Karena aku pengen sebanyak mungkin orang bisa menikmati hidup. Itu saja. Pure and simple.

Ada yang bilang aku bisa saja bicara begitu karena aku punya komitmen untuk stay single. Komitmen untuk hidup tanpa komiten.

Pandangan hidup bahwa aku bahagia karena single implies bahwa married life itu harus menderita. Dan kesalahan dengan semena-mena kita limpahkan pada spouse kita.

Tempo hari waktu sedang clubbing di satu beach club, teman aku menunjuk ke satu meja yang populasinya dipenuhi cewek keren.

Teman aku bilang “sejak married, aku ga bisa lagi enjoy life. Andai saja aku masih single….kalau dah married, pandangan orang ke kita gimana kan..”

Menurut aku ini cara pandang yang nonsense. Pandangan fatalistik yang meletakkan kebahagiaan kita di tangan orang lain. Bagaimana kita merasa orang memandang kita dan hidup kita.

Padahal seringkali satu-satunya orang yang peduli dengan image kita di cermin adalah diri kita sendiri. Celakanya hidup kita disandera persepsi nggak jelas ini.

Kalau ditanya langkah pertama untuk meraih hidup penuh tawa, menurut saya adalah…. cuek.

Kita seringkali terlalu peduli dengan bagaimana pandangan orang sekitar soal hidup kita. Padahal kalau kita sedang susah, di mana ya “orang sekitar” ini?

Am i right or am i right?

Implikasi dari keberanian buat cuek ini begitu massive. Even buat seorang BS TM.

Dulu aku orang susah. Bisa mulai menabung juga karena berani cuek. Soal banyak hal, dari pakaian yang ga perlu mahal dan kendaraan pilihan yang ekonomis. Supaya ada uang yang bisa ditabung.

Aku paham bahwa tabungan adalah gap antara penghasilan dan ego. Begitu definisi cantik ini kita terima, kita langsung paham kenapa banyak orang dengan penghasilan besar gagal untuk menabung. Apalagi berinvestasi. Karena gagal mengendalikan ego-nya. Yang berujung pada gagal mengendalikan pengeluarannya.

Begini deh. Mereka yang sukses finansial itu belum tentu yang pendapatannya paling besar. Tapi yang paling cuek dengan pandangan orang soal dirinya. Sehingga pengeluarannya terkendali.

BS TM

Living life to the fullest

Written by BS TM
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220