“Saya merasa jenuh sekali bekerja di dunia pasar modal. Jujur, bekerja di dunia pasar modal itu kurang memenuhi aspirasi saya dan jiwa saya seperti disedot habis sampai kering. Saya ada ide untuk berganti menekuni bidang yang memenuhi passion saya.” Begitu ujarnya.
Ia percaya bahwa bekerja sesuai passion itu lebih memuaskan dan membahagiakan. Lebih baik daripada harus bekerja dengan jam panjang di dunia pasar modal, dan terus-menerus terlibat dalam persaingan tanpa akhir dengan orang-orang pintar, hebat, dan ambisius.
Saya bisa memahami jalan pikiran ini. Saya pernah berada di posisi yang sama. Kemudian saya ceritakan ke anak muda ini, mengapa pada akhirnya saya memilih untuk tetap berkarya di dunia pasar modal.
Saya bukan konselor karier dan saya paham tidak mempunyai cukup kualifikasi untuk memberi nasihat dan masukan seputar karier. Jadi pada akhirnya saya hanya bercerita hal-hal yang pragmatis saja.
Saya bilang bahwa secara esensi ia sedang mempertimbangkan untuk melakukan transisi dari karier di pasar modal ke dunia passion. Transisi ini dilandasi pemikiran negatif soal dunia pasar modal dan pemikiran positif soal dunia passion. Begitu hitam-putih, tanpa wilayah abu-abu.
Dalam dunia passion, ia percaya tiap hari akan bangun pagi dengan semangat membara dan tiap bagian pekerjaan akan identik dengan bagian kebahagiaan. Tidak ada yang salah dengan hal ini.
Lantas di mana letak “masalah”nya?
Ada dua hal, dalam pemikiran saya.
Yang pertama, dunia passion itu memang begitu menggairahkan dan cool. Begitu menggairahkan dan cool-nya, sampai-sampai partisipannya bersedia bekerja 24/7 demi mewujudkan mimpi. Juga tidak akan mudah menyerah, bahkan ketika imbalan sukses materi lamban menghampiri.
Yang kedua, berdasarkan observasi saya, passion itu sangat mungkin berubah dengan beriringnya waktu. Karena orang berubah. Karena lingkungan kita berubah. Karena situasi sosial juga berubah. Perubahan teknologi misalnya, dapat mengubah passion kita. Jadi hal yang tadinya membuat kita semangat bangun pagi mungkin akan menjadi hal yang membuat ingin cepat pulang dari tempat kerja.
Tapi kan paling tidak, transisi ini berarti keluar dari karier di pasar modal yang sering terasa begitu menyesakkan? Dengan tingkat persaingan dari para alpha male dan female yang bikin kita resah dan gelisah tiap hari? Nothing to lose bukan?
Ada dua hal di sini.
Yang pertama, saya suka kurang setuju kalau industri pasar modal dianggap identik dengan level persaingan hiper yang menyesakkan. Lah bukannya isinya para jagoan alpha? Otomatis tingkat kompetisi akan hiper?
Memang harus diakui bahwa dunia pasar modal menarik insan-insan terbaik. Karena kesan glamour dan persepsi soal reward finansial. Tapi justru di sini ironinya. Karena bidang ini terasa begitu menjanjikan dan hampir pasti membuat calon mertua jatuh hati, seringkali orang masuk ke profesi pasar modal dengan motivasi yang salah.
Motivasinya 100% finansial dan glamour. Sehingga semangat cepat luntur. Boleh dibilang tidak banyak insan pasar modal yang bekerja dengan passion dan siang-malam berpikir bagaimana menciptakan karya yang begitu hebat, sehingga tidak lagi dapat dipandang sebelah mata.
Soal finansial dan glamour juga ternyata belum tentu benar. Dari segi finansial, market itu mengenal yang namanya siklus. Kadang siklus ini di atas, kadang di bawah. Secara keseluruhan kompensasi memang masih relatif menarik, tapi siklus bawah bisa mengganggu pikiran kalau gaya hidup keburu naik di kala siklus baik.
Soal gemerlapnya dunia pasar modal, kita yang bekerja di dunia pasar modal tahu bahwa ini hanya ilusi belaka. Tuntutan kerjanya begitu keras dan jam kerjanya panjang. Glamour langsung luntur begitu kita tahu realitas. Tidak heran kalau tidak banyak yang punya passion bekerja di bidang pasar modal.
Jadi… berpindah dari karier pasar modal ke dunia passion pada dasarnya adalah berpindah dari
(1) bidang pasar modal yang banyak populasinya terlalu berfokus ke reward finansial dan bukannya hasil karya yang dahsyat,
(2) ke dunia passion populasinya rela bekerja 24/7 demi mewujudkan mimpi.
Tentu tulisan ini bukan bermaksud untuk melunturkan semangat mengejar mimpi kita. Saya semata berpikir, di dunia pasar modal, mitos soal tingkat persaingan yang dahsyat …memang ternyata sebatas mitos. Mungkin bisa menemukan kembali cinta dan passion akan dunia pasar modal, yang ternyata tidak kompetitif ini.
Sebaliknya di dunia passion, hampir dapat digaransi tingkat persaingan yang ada bakal bikin mood swing dan burnout. Lebih baik kita bersiap untuk itu.
Pada akhirnya, tiap orang berbeda-beda. Esensi sebuah strategi karier adalah mengoptimalkan kemungkinan terbesar kita meraih sukses karier dan kebahagiaan. Keduanya. Karena kedua hal ini bukan hal yang harus bertentangan, melainkan dua hal yang bisa selaras dan disyukuri.