Rahasia Menjadi Kaya
15 June 2022
“Gimana sih cara menjadi kaya? Ada rumusnya ga sih?”

Rasanya ini menjadi pertanyaan sejuta umat. Menjadi kaya seperti jaminan bahwa hidup akan berjalan mulus tanpa hambatan apapun. Selain itu, menjadi kaya juga merupakan sebuah ukuran kesuksesan yang paling mudah dipahami banyak orang saat ini.

Benarkah menjadi kaya ada rumusnya?

Rasanya tidak ada rumus standar bagi semua orang. Pertama yang harus kita sadari bahwa garis awal setiap orang menjadi kaya dan sejahtera itu berbeda. Ada yang memulai dari “0”, ada yang memulai dari “100”, bahkan ada yang memulai dari “-50”. Ekstrim, tapi benar adanya. Ada yang bisa langsung menyisihkan penghasilannya untuk investasi agresif, ada yang hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari, ada yang kekurangan untuk makan sehari-hari. Garis awal keuangan setiap orang berbeda, makanya standar keuangannya juga berbeda. Rasanya, tidak bijaksana apabila kita memaksakan standar keuangan kita kepada orang lain dan menghakimi orang tersebut dari kacamata sendiri.

Berarti, kerja, kerja, kerja (sampai tipes) saja tidak cukup?

Kerja untuk mendapatkan penghasilan itu prioritas pertama yang harus dilakukan agar bisa sejahtera. Tapi, setelah mendapatkan penghasilan tersebut kita harus memutar otak agar penghasilan tersebut bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, membiayai tujuan keuangan di masa depan, dan mampu memberikan self-reward. Ingat ga dengan ucapan, “Cash is the king, and cash flow is the queen”. Sebelum berfikir jauh untuk mendapatkan keuntungan, kita harus memastikan bahwa cashflow bulanan kita tidak minus. Caranya? Perhatikan pos pengeluaran sehari-hari, apakah ada yang bisa dikurangi hingga biaya tidak membengkak? Apakah ada yang bisa dihilangkan atau frekuensinya diperkecil? Di tahap ini kita belajar mengenal Needs Vs. Wants kita. Pastikan bahwa pendapatan kita mampu membiayai seluruh basic needs dan kewajiban pembayaran utang kita terlebih dahulu, baru kita leluasa mengatur pengeluaran untuk wants yang muncul.

Perlunya meningkatkan earning power.

Apabila baru sampai tahap pemenuhan basic needs dan pembayaran utang/cicilan sudah tidak mencukupi, maka prioritas selanjutnya yang harus dilakukan adalah meningkatkan penghasilan (increasing earning power). Ketika berhemat saja tidak cukup, maka kita harus kreatif mencari cara agak penghasilan bertambah.

“Ngomong si gampang, caranya gimana?”

Eits, jangan skeptis dulu, saat ini ada begitu banyak cara untuk menambah penghasilan. Misalnya, seperti pekerjaan freelancer, Content Creator, affiliate marketing, berjualan online, jastip, dll. Dari sekian banyak kesempatan tersebut, terlebih dahulu pilih pekerjaan yang cocok dengan skill yang kamu miliki, dan dapat kamu lakukan di luar jam kerja formal kamu. Ketika berkomitmen untuk melakukan pekerjaan tambahan, time management menjadi poin penting agar kamu tidak mudah stress sehari-hari.

“Aku ga punya skill apapun di luar pekerjaan formal ku”

Saat ini ada banyak sumber informasi yang bisa kamu pelajari gratis untuk meningkatkan hard skill dan soft skill. Pilihlah bidang yang kamu memiliki ketertarikan besar didalamnya agar proses belajar menjadi tidak berat. Anggap saja ini Investasi otak yang hasilnya bisa kamu gunakan seumur hidup. Peningkatan skill juga dapat membantu karir kamu naik lebih cepat atau membuka pintu ke karir baru yang lebih baik.

Belajar merasa cukup

 Menjadi kaya dan sejahtera juga tidak melulu perihal bagaimana mendapatkan penghasilan sebanyak-banyaknya. Misal, ketika kita mendapat harta mendadak dan kita tidak bisa mengatur penggunaanya, maka harta tersebut akan habis dengan cepat. Atau misal kita menjadi generasi ke-2 atau ke-3 dari crazy rich family tapi hanya bisa menghabiskan warisan keluarga, maka suatu saat kekayaan tersebut akan habis. Dalam posisi ini, baik lebih ataupun kurang rasanya sama saja ya? Sama sama memiliki risiko kehabisan uang.

Atau,

Kita terlalu sibuk mengkomersialisasi semua yang kita lakukan, mulai dari pekerjaan, hobi, pekerjaan sampingan, sampai-sampai ketika kita tidak mengukur segala sesuatunya dengan uang, maka kita merasa rugi dan kehilangan.

Padahal,

Yang kita butuhkan hanya merasa cukup. Cukup secara uang dan cukup secara perasaan.

Cukup secara perasaan

Umumnya kita menemukan dua tipe: (1) yang tidak cukup dalam materi, namun merasa cukup, (2) yang cukup secara materi, namun tidak pernah merasa cukup. Tipe ke-2 ini sangat rentan terhadap stress untuk catch-up dengan trend terbaru. Sebanyak apapun yang dimiliki, sulit merasa cukup, selalu ingin lebih dan bertambah terus. Merasa cukup juga mencegah kita melakukan keputusan keuangan yang tidak tepat akibat rasa tamak. Merasa cukup juga membuat kita leluasa mengatur harta yang dimiliki untuk diinvestasikan di masa depan dan membuat harta kita semakin bermanfaat bagi orang lain. Dengan merasa cukup kita juga realistis terhadap tujuan keuangan yang ingin kita capai sehingga kita merasa nyaman dalam definisi “KAYA” bagi diri kita sendiri tanpa harus pusing mencari validasi orang lain.

At last, menjadi kaya dan sejahtera itu life-time learning process. Tidak ada one size fits all. Fokuslah pada perjalanan keuanganmu sendiri. Tidak perlu mencari validasi orang lain karena perjalanan keuangan setiap orang berbeda. Menjadi “KAYA” adalah belajar mengembangkan potensi diri semaksimal mungkin untuk mencapai kesejahteraan dan terus menjaga perasaan “CUKUP” agar kita bisa menikmati hasil kerja keras kita secara maksimal.

Written by Zedekiah Joe
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220