Soal Memilih Fokus Dalam Hidup
22 December 2020
Di masa awal pandemi, kita seringkali merasa marah dan frustasi. Mungkin karena dihantui ketidakpastian dalam hidup, soal pekerjaan, bisnis, kesehatan, keluarga dan sebagainya.

Orang-orang di sekitar bisa maklum kalau kita sedang frustasi.

Fast forward ke masa sekarang. Memang pandemi belum berakhir, tapi euforia vaksin telah membawa perbaikan yang signifikan dalam hidup kita. Pasar saham sangat bergairah dan semua terasa indah. Bisnis pada umumnya telah membaik karena orang sudah capek untuk terus takut. Banyak teman mulai berani jalan-jalan ke Bali, Yogya, dan tujuan wisata domestik favorit lainnya.

Tapi anehnya tetap banyak yang merasa ada yang hilang dalam hidup. Di masa awal pendemi, begitu mudah mendapatkan harga dan perlakuan spesial karena kita mungkin satu-satunya pembeli di toko atau pengunjung di restoran atau hotel.

Sekarang perlakuan spesial ini berangsur hilang sesuai dengan normalisasi suasana. Sambal ekstra untuk teman makan ayam goreng di resto favorit harus mulai bayar lagi.

Seorang teman bercerita bahwa ia baru saja menawar harga sewa sebuah villa indah dua kamar di Canggu, Bali. Harga yang dipasang 14 juta rupiah per bulan. Teman saya mencoba menawar 13 juta. Pemilik villa merespon dengan menaikkan harga ke 15 juta, sejuta lebih mahal dari harga permintaan awal! Take it or leave it attitude.

Orang-orang di sekitar, sekali lagi, bisa maklum kalau kita sedang frustasi.

Bias kultural memang aneh. Marah dan frustasi, bahkan depresi, sangat bisa dipahami dan dianggap perkara wajar. Mayoritas dari kita, seringkali termasuk diri saya, tidak perlu alasan yang solid untuk merasa marah dan frustasi.

Sebaliknya kita perlu alasan super solid untuk merasa bahagia. Dengan kata lain, bahagia bukan default mindset kita.

Mengutip Mahatma Gandhi, bumi menyediakan cukup untuk kebutuhan semua orang di planet ini, walau jelas tidak akan cukup untuk memenuhi nafsu serakah semua penduduk planet tercinta kita. Ujung-ujungnya, untuk bisa bahagia yang kita perlukan adalah manajemen ekspektasi, supaya tidak selalu overdosis.

Manajemen ekspektasi dapat dilakukan dengan sikap selalu bersyukur. Kalau perlu rasa syukur yang tidak kalah dengan euforia pasar saham saat ini.

Meminjam dari Tony Robbins, mungkin esensi hidup ini bukan mengenai memenuhi preferensi kita. Mungkin hidup ini adalah mengenai apa yang seharusnya menjadi prioritas kita. Mengenai bertumbuh dan mencapai kemajuan dalam hidup. Karena yang membuat kita paling bahagia adalah progress atau mencapai kemajuan.

Dan progress itu sendiri tidak selalu harus dramatis. Kalau mau, selalu ada kemajuan dalam hidup yang bisa kita apresiasi. Mungkin hubungan kita dengan keluarga dan teman-teman. Asalkan tidak jalan di tempat, kita sudah boleh merasa bahagia. Tanpa pertumbuhan, makhluk hidup sedang mengalami kematian.

Untuk bisa bertumbuh, kita perlu berbagi dan memberi. Karena hanya dengan berbagi dan memberi, kita menciptakan kapasitas ekstra untuk ruang bertumbuh.

Sebaliknya, kita memerlukan pertumbuhan untuk dapat berbagi secara berkelanjutan, secara sustainable. Tanpa pertumbuhan, kita akan kehabisan sumber daya untuk berbagi.

Dengan bertumbuh dan berbagi, kita tidak lagi memerlukan alasan untuk merasa senang. Karena alasan untuk bahagia dan senang itu memang tidak diperlukan. Kebahagiaan adalah faktor internal, bukan tergantung stimulasi eksternal, tidak dipengaruhi harga sewa villa di Canggu-Bali.

Harga sewa villa boleh saja lebih mahal, tetapi hal ini bisa menjadi alasan untuk bahagia karena bisa dibaca sebagai pertanda awal pulihnya dunia pariwisata Indonesia. Yang akan sangat membantu pemulihan ekonomi nasional, dan pada akhirnya turut menguatkan booming pasar saham.

Lagipula, mungkin ini waktunya untuk eksplorasi bagian lain dari Bali, di luar Canggu. Pasti masih banyak harga sewa villa yang masih atraktif di sana. Kalau kita menemukan area favorit baru di Bali, bukankah itu juga suatu bentuk progress dalam hidup kita?

Written by Wuddy Warsono, CFA
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220