Tempat Ketiga
09 November 2020
Inner life. Solitude. Menyepi. Ini jadi barang langka sekarang. Ada yang bilang satu-satunya saat nyepi bagi manusia zaman sekarang adalah waktu mandi. Karena hape tahan air belum umum. Moga-moga tidak segera beredar hape tahan air. Supaya saat nyepi dan hening di kala mandi bisa dipertahankan.

Ide-ide terbaik sering muncul di saat hening. Saat berjalan seorang diri misalnya. Ernest Hemingway, Martin Luther King, Daniel Kahneman, Sigmund Freud, Nietzsche, Immanuel Kant ataupun tokoh yang lebih kontemporer seperti Yuval Noah Harari adalah contoh-contoh pemikir besar penggemar jalan kaki untuk nyepi.

Saya belajar bahwa kunci untuk jalan kaki yang produktif adalah dengan awareness, dengan hadir di saat ini (present moment) dan bersikap terbuka terhadap pengalaman yang menanti. Artinya jauhkan hape kita. Juga jauhkan semua pemikiran masalah yang ada, terutama  yang berada di luar lingkaran kontrol dan pengaruh kita, soal pemilu di Amerika misalnya. Dengarkan suara alam, nikmati bau rumput dan bunga.

Solitude memberi kita kesempatan untuk menata fokus, berpikir dan merefleksikan hidup, di saat yang lain sibuk bereaksi terhadap masalah. Jelas keuntungan yang besar.

Sebegitu berharganya solitude, sampai-sampai seorang Bill Gates mengalokasikan “Think Week”, sendirian di kabin di tengah hutan di Pacific Northwest dua kali setahun. Masing-masing seminggu lamanya.

Pemilihan lokasi solitude Bill Gates ada di tempat ketiga di luar rumah dan kantor, tanpa distraksi dan interupsi dari kolega, pasangan hidup, anak-anak, binatang peliharaan, dan ..ehem...hape.

Di sana, Gates melakukan aktivitas hyperfocus, membaca proposal inovasi stafnya dan membaca sebanyak mungkin buku dan dokumen riset, terkadang 18 jam sehari.

Hasil dari Think Week Bill Gates ini luar biasa. Salah satunya adalah Internet Explorer di tahun 1995. Solitude di tempat ketiga memberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan tempat ide original dan strategis muncul.

Di tempat ketiganya, Bill Gates memang sendirian tapi tidak kesepian. Dia ditemani buku-buku dan tulisan-tulisan hebat. Break-nya hanya waktu berjalan kaki di hutan atau main bridge. Banyak memo panjang untuk orang-orang di organisasinya yang ditulis selama periode Think Week.

Tempat ketiga ini tidak mesti fancy dan mahal. Mungkin gazebo di taman, kedai kopi favorit kita, atau...tempat karantina zaman Covid. Seperti yang saya alami sekarang, sedang melewati fase karantina dua minggu di Hong Kong. Sama sekali tidak boleh meninggalkan kamar tidur selama periode dua minggu dan setiap pergerakan dimonitor via gelang di tangan.

Daripada melihat periode karantina di ruangan 5 x 6 meter selama dua minggu ini sebagai penderitaan, lebih baik saya memilih untuk mengingatkan diri sendiri bahwa terobosan pemikiran sering terjadi di kala kita sedang tidak ada distraksi. Saat kita sedang mandi atau sedang hiking, misalnya. Saya tidak ingat terobosan pemikiran yang terjadi di saat clubbing.

Periode karantina ini membuat saya tersadar bahwa dari waktu ke waktu, kita perlu menempatkan diri secara fisik di tempat yang sepi dari distraksi. Semoga hasilnya membuahkan kesabaran, pengertian dan awareness. Mungkin saya akan menjadi investor yang lebih baik setelah periode solitude ini.

Anggap saja saya sedang mandi selama dua minggu lamanya. Detoks pikiran dan jiwa. Kalau ada ide buku menarik untuk saya baca di periode dua minggu ini, tolong kasih tahu saya ya.

“Everywhere I have sought peace and not found it, except in a corner with a book”

-       Thomas à Kempis

Written by Wuddy Warsono, CFA
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220